Tag line

Senin, 19 Maret 2012

Serangga Tomcat

Akhir-akhir ini sering kita dengar Serangga Tomcat menyerang kota Surabaya? Apa itu Serangga Tomcat ? Serangga Tomcat adalah Kumbang Rove. Kumbang Rove atau lebih dikenali juga dengan nama daerah Semut Semai, Semut Kayap atau Charlie. Kumbang ini mempunyai ukuran kurang daripada 1 cm panjang. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna gelap. Bagian tengah abdomen yang berwarna hijau tua mempunyai sepasang sayap keras.Biasanya, kumbang ini kelihatan merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam sekali pandang ia lebih menyerupai semut. Apabila diganggu kumbang ini akan menaikkan bahagian abdomen supaya kelihatan seperti kala jengking untuk menakutkan musuh.Yang Menyebabkan Reaksi Kulit


Sekilas mengenai Tomcat

Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan atau berbenturan dengan kulit manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, atau benda-benda lainnya.

Dalam tubuh Tomcat, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra sekalipun! Cairan hemolimf atau toksin ini disebut sebagai aederin.

Serangga Tomcat otomatis akan mengeluarkan cairan apabila terjadi sentuhan atau benturan dengan kulit manusia secara langsung. Bisa juga dengan sentuhan tidak langsung melalui handuk, baju atau alat lain yang tercemar oleh racun tomcat tersebut. Itu sebabnya, jika sudah terkena dermatitis otomatis seperti seprei dan uba rampe-nya, handuk maupun alat-alat yang disinyalir terkena racun tomcat harus dibersihkan.

Bersentuhan dengan kumbang ini saat merayap atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjunktivitis dan penyakit kulit yang teruk yang dikenali sebagai ‘:dermatitis linearis’:, ‘aederus (kumbang rove/ staphylinidae) dermatitis’:.

Jadi berhati-hatilah jika sobat sekalian bertemu atau melihat Serangga Tomcat ini. Sebaiknya segera basmi dengan racun serangga atau jika nggak mau repot, pukul saja pakai sandal tapi ingat jangan sampai terkena cairan dari serangga Tomcat karena cairan serangga tomcat itulah yang beracun.


Penampilan serangga yang memiliki nama ilmiah Paederus riparius atau sering disebut Tomcat sekilas tak berbahaya. Tapi, siapa sangka serangga kecil berwarna merah-hitam ini bisa menyebabkan ratusan orang mengalami luka seperti terkena herpes.

Serangan Tomcat di Surabaya misalnya, yang memakan korban para penghuni perumahan dan apartemen.

Dikutip dari Wellness, tubuh kumbang berukuran 7-8 mm, yang juga dikenal sebagai semut kanai atau semut kayap ini, mengandung toksin paederin. Di masa lalu, racun yang menyebabkan luka bakar pada kulit manusia ini digunakan untuk membakar kutil.

Konsentrasi racun Tomcat 12 kali lebih tinggi daripada racun kobra. Racun ini bahkan bisa bertahan delapan tahun setelah serangga mati. 

Kumbang ini sangat suka dengan cahaya di malam hari, sehingga banyak yang menjadi korban adalah pengendara motor, atau mereka yang berada dalam rumah dengan cahaya terang atau sedang berkemah di dekat hutan.

Umumnya, serangan Tomcat terjadi sepanjang tahun namun mencapai puncak pada Juli-September yang memiliki kelembapan iklim.

Pencegahan dan Pengobatan
Kumbang ini sangat tertarik dengan cahaya, sehingga sebaiknya hindari berada terlalu dekat dengan cahaya lampu atau minimalkan penggunaan cahaya dekat pintu dan jendela. 

Gunakan jaring nyamuk atau semprot aerosol  atau pestisida organik dari campuran laos, daun mimba, dan sereh untuk mematikan kumbang yang masuk. 

Bila ada kumbang kanai yang hinggap di kulit, jangan mematikannya di tubuh, namun tiup hingga pergi. 

Jika kulit mengalami kontak dengan serangga ini, timbul sensasi terbakar yang kemudian menjadi kemerahan disertai munculnya nanah di bagian tengah dalam beberapa hari.  

Segera cuci bagian yang terkena dengan air dan sabun. Jika terjadi reaksi kulit, cuci dengan antiseptik ringan pemanganate kalium dilusian (Kmn04) seperti hydrocortisone 1% dan krim steroid lemah misalnya betametasone dan antibiotik neomycin sulfat 5%. 

Jangan menggaruk luka, karena racunnya bahkan dapat berpindah ke bagian lain kulit lewat cairan di luka. Namun, bila luka terjadi pada area mata dan selaput lendir, sebaiknya segera ke dokter. 

Dengan pengobatan, umumnya luka akan membaik dalam 10 hari hingga tiga minggu tanpa menimbulkan bekas. Namun, luka dapat membekas jika melibatkan dermis. 

Dokter juga menyarankan untuk menghindari sinar matahari agar tak terjadi inflamasi luka yang menyebabkan bekas kehitaman.

Serangga Tomcat Pernah "Menginvasi" Malaysia


Meski bentuknya kecil, serangga jenis Tomcat yang menyerang di pemukiman elit, Apartemen Eascoast, Pakuwon City Laguna Indah, meresahkan warga Surabaya. Tercatat 25 kasus akibat serangan di dua Puskemas di Kota Pahlawan. 

Penelusuran VIVAnews.com, serangga ini juga pernah jadi momok di negeri jiran. Tepatnya di Penang, Malaysia. Situs berita The Star pada 23 September 2008 pernah menurunkan berita berjudul, "Rove beetle invasion" atau "Invasi Tomcat". 

Dikabarkan, seorang remaja bernama Tye Chi Yeang, warga Tanjung Bungah, Penang, pada 6 September 2008 tiba-tiba terbangun dan merasakan gatal luar biasa pada pergelangan tangan dan bagian perutnya. 

"Secara naluriah, aku menggaruk bagian gatal itu. Bukannya mereda, aku justru merasakan sakit menyengat di area tersebut. Seperti ditusuk ratusan jarum," kata dia, seperti dimuat The Star. 

Melihat luka yang diderita putrinya, sang ibu, Toon Hooi Ming mengira putrinya sakit karena tersiram air panas atau kembang api. "Kelihatannya seperti melepuh, merah dan bengkak. Aku membawanya ke dokter, yang mengatakan luka itu gara-gara Tomcat," kata dia.

Luka putrinya baru sembuh setelah seminggu diobati, selama itu juga Tye Chi Yeang harus menahan rasa gatal tak terperi. 

Toon mengaku menemukan 20 serangga Tomcat di langit-langit balkonnya. "Kumbang itu sangat resistan. Tak mati meski disemprot cairan pembunuh serangga berkali-kali." 

Mendengar serangan serangga tersebut, Ketua Komite Kesehatan Penang saat itu, Phee Boon Poh mengingatkan warganya agar ekstra hati-hati, terutama saat malam hari. Sebab, serangga ini hanya aktif kala gelap.

"Mereka akan tertarik dengan cahaya. Serangga ini tak menggigit, tapi cairan tubuhnya bersifat asam dan racun. Kalau serangga ini mendarat di kulit Anda, jangan dipukul atau diremas, cukup ditiup," kata dia. 

Racun yang dikandung Tomcat, 12 kali lebih beracun dari ular kobra. Namanya ‘pederin’ (C24 H43 O9 N). Pederin menyebabkan peradangan parah atau dermatitis pada kulit. Korban disarankan pergi ke dokter, jika luka bernanah dan bengkak. 

Ia menyarankan, kulit yang kontak dengan serangga itu harus segera dicuci dengan air garam. 

Phee Boon Poh mengaku, pihaknya menerima laporan serangan Tomcat di Tanjung Bungah dan Praya Terubong. Juga Desa Wawasan di Sungai Rambai, Permatang Pauh, dan Bagan Lalang. "Habitat kumbang ini terganggu panen padi dan banjir," kata dia. 

Berulang pada 2010

Setelah dua tahun absen, Tomcat kembali menyerang Penang. Pada 25 Agustus 2010, kembali The Star menurunkan berita soal serangga mengerikan ini. Judulnya, "Rove beetles are back in Penang", "Tomcat Kembali ke Penang."

Tomcat dilaporkan dijumpai di sepanjang sungai di Ampang Jajar, Butterworth. Kehadiran hewan itu menyebabkan sejumlah penghuni apartemen yang tinggal di sekitar sungai, dirawat di sejumlah rumah sakit. 

Saat dimimtai keterangan, Juru Bicara Dewan Kota Seberang Prai mengatakan, jumlah Tomcat telah menurun, setelah pihaknya menyemprotkan cairan kimia di sekitar lokasi tersebut. 

Tomcat sebelumnya juga dilaporkan menyerang sebuah asrama mahasiswa di Penang pada tahun 2002.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar